PORIFERA

Porifera berasal dari bahasa latin, porus = lubang kecil, dan ferre = membawa atau mempunyai. Jadi porifera adalah hewan berpori. Porifera mewakili hewan-hewan primitif yang bersimetri radial atau asimetris dan menyimpang dari garis utama evolusi metazoa yang disebut parazoa. Hewan ini hidup di laut, beberapa di air tawar tidak aktif, tidak bertangkai, memiliki banyak pori dan sistem pencernaan berlangsung secara interseluller.
Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, yang berarti tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya. Bentuk tubuhnya sangat bervariasi, ada yang menyerupai kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet dan lainya. Hewan porifera sebagian besar berbentuk koloni yang sering tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh porifera bermacam-macam. Misalnya warna kelabu, putih, keruh, coklat, jingga, hijau dan lain-lain. Warna tubuhnya pun sering berubah sesuai kondisi tempat sinar, warna itupun diperkuat atau diperlemah oleh warna lain.
Porifera memiliki ciri-ciri khusus yaitu :
1.      Tubuh memilki banyak pori, yang merupakan awal dari system kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal.
2.      Tubuh tidak dilengkapai dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan.
3.      Belum memiliki saluran pencernaan makanan.
4.      Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk Kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.
Sistem pencernaan berlangsung secara interseluler. Tubuhnya memiliki penyokong yang terdiri dari spikula-spikula atau bahan serabut yang terbuat dari bahan organik.

Porifera berkembang biak secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (tunas), atau dengan cara lain yaitu dengan membentuk gemula. Sedang secara seksual dilakukan dengan peleburan sel telur dengan sperma. Sel telur dan sperma berkembang dari sel amoeboid yang disebut arkeosit.

1.    Microciona sp.
 
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia.
Phylum   : Porifera.
Classis    : Demospongiae.
Ordo       : Poeciloclerina.
Familia   : Microcionidae.
Genus     : Microciona.
Spesies   : Microciona sp.
(Rusyana, Adun . 2011)
Ciri-ciri : Mempunyai kerangka tubuh yang tersusun atas berbagai bentuk spicula dan kadang-kadang juga spongin. Microciona termasuk koloni laut yang  banyak ditemukan  di laut. Berbentuk seperti batu kerang dan mengeras dalam tempat yang dangkal atau bagian air laut yang dalam. Ciri-ciri yang dapat dikenali dari hewan ini adalah bentuk bersemak-semak dengan cabang yang panjang. Hidupnya berkoloni di air yang dalam, warnanya merah cerah. Hewan ini memiliki tubuh lunak dan lembek, bercabang seperti ranting, didalam air berkembang dan  bertambah panjang hingga 15 cm,  tidak mempunyai rangka, walaupun ada yang mempunyai rangka, rangka itu hanya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari kersik,  serta memiliki sistem saluran yang rumit. 
Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, namun apabila mendapatkan rangsang berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang tersebut akan diteruskan dari sel ke sel secara lambat. Tetapi untuk sistem pencernaannya masih sangat sederhana dan berlangsung secara intrasel, gerakannya seperti pada aliran air, air yang membawa makanan biasanya berupa plankton dan oksigen yang terlarut. Makanan tersebut ditangkap oleh sel leher kemudian dicerna dalam vakuola dan sari-sarinya akan diangkut oleh sel-sel amoebosit dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisa makanannya dikeluarkan melalui sel leher ke dalam air melalui spongosol.
Microciona sp memiliki kerangka tubuh yang tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang-kadang juga spongin. Spikula tersebut adalah kristal-kristal berbentuk duri panjang, merupakan hasil sekresi dari bentuk sel-sel spongioblast dan merupakan sel-sel khusus dari mesenchym. Bentuknya seperti tumbuhan panjang.
   Kelompok yang paling penting  dan ekonomis dari kelas demospongians untuk manusia adalah sponge yang digunakan untuk mandi. Sponge jenis ini dipanen oleh penyelam dan juga dapat ditanam secara komersial. Sponge ini di bleaching kemudian dipasarkan, sponge jenis ini memiliki spongin sehingga mampu memberikan kelembutan dan daya serap.
2.   Euspongia  sp
 
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia.
Phylum    : Porifera.
Classis      : Demospongiae.
Ordo        : Keratosa.
Familia     : Euspongidae.
Genus      : Euspongia.
Spesies     : Euspongia sp.
( Sumber : Jasin Maskoeri. 1984 )
Hewan porifera ini hidup di laut pada kedalaman tertentu, bertubuh lunak, tidak mempuyai rangka, walaupun ada hanya terdiri dari serabut-serabut spongin dengan  dari kersik, kebanyakan ditemukan dilaut dan mempunyai pori-pori disetiap tubuhnya.Bertulang lunak dan tidak memilki spikula. Kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari bahan sponging.
Ciri-ciri : mempunyai spongia yang lebih kasar, tidak berspekula kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari bahan spongin. Merupakan binatang sponsa yang dipakai untuk alat penggosok pada waktu mandi.Merupakan organisme multiseluler, bentuk tubuh seperti tabung atau jambangan bunga dan permukaan tubuhnya berpori. Pori tersebut dinamakan ostium (jamak: ostia) mempunyai saluran yang menghubungkannya dengan rongga tubuh (spongocol). Di ujung tubuh terdapat lubang yang disebut oskulum. Fungsi saluran ostia-spongocoal-oskulum adalah sebagai saluran air yang membawa bahan makanan untuk porifera.Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan kuncup/ tunas, reproduksi generatif dilakukan dengan fertilisasi 2 macam gamet. Porifera bersifat hermafrodit (dalam satu individuterdapat 2 macam alat kelamin). Tubuh porifera memiliki daya regenerasi yang tinggi. Habitatnya di air laut dan melekat di dasar laut (polip).
3.  Hippospongia sp.
 
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia.
Phylum    : Porifera.
Classis      : Demospongiae.
Ordo        : Keratosa.
Familia     : Hipposngiadae.
Genus      : Hippospongiae.
Spesies     : Hippospongia sp.
( Sumber : Jasin, Maskoeri. 1984 )
       Kerangka tubuh khusus terbentuk dari bahan spongin, ditutupi oleh membran tipis yang gelap yang memiliki banyak ruang berflagel. Skeleton terdiri dari serabut spongin, jaringan tidak teratur tanpa spikula. Saluran air tipe leukon dimana air dari ostium masuk melalui saluran menuju ke rongga-rongga yang di batasi koanosit. Dari rongga ini air melalui berbagai saluran lagi menuju ke spongocol dan akhirnya keluar menuju oskolom. Hewan ini biasanya di temukan di atas dasar karang dengan kedalaman 10-15 m. Berbentuk seperti batu dengan banyak celah. Porifera ini hidup di dasar laut, tidak memiliki spikula dan bertubuh lunak. Kerangka tubuhnya dari sponging.
       Hippospongia bertulang lunak karena tidak memiliki rangka, kalau ada yang memiliki rangka terdiri dari serabut spongin dengan spikula dari silikat atau spongia saja. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen dimana terdapat pada amoebosit. Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter. Seluruh hippospongia memiliki saluran air tipe Leukonoid. Habitatnya pada umumnya di laut dalam ataupun dangkal, meskipun ada beberapa di air tawar. Hippospongia ini merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera dan satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.

2 komentar:

 
Dewi Ayu Blog Design by Ipietoon