Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, thoraks dan
abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal
dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula,
maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal,
sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut
palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium
atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas
yang terletak didepan mulut dan bersendi kesuatu bagian kepala yang disebut
klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada
kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis di
belakang mulut.
Toraks
terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan
metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua
dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri
atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal
adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen
pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas
thoraks. Ruas abdomen ke 10 kadang-kadang memiliki embelan serkus.
Insecta
atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar di dalam
Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebar di semua
penjuru dunia. Merupakan invertebrata yang hidup ditempat yang kering dan dapat
terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas diudara. Kemampuan
terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin
lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek
menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan.
Habitat insecta disemua tempat, kecuali dilaut. Sebagian hidup di dalam air tawar,
tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan
insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang, daun,
buah-buahan, biji, butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari
insecta adalah Entomology.
Peranan
yang menguntungkan dari Insecta ialah : Penyerbukan, bahan makanan, sumber
material, penggunaan medis, nilai estetika.
Peranan yang merugikan dari
Insecta ialah : Hewan parasit, penular penyakit, hewan perusak tanaman, hewan
pengganggu.
Pada kelas Insecta mempunyai 3 subkelas yaitu : Apterygota, Exopterygota
dan Endopterygota. Perbedaan dari 3 sub kelas itu adalah : Pada Apterygota
tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai
sayap. Pda jenis Insecta yaitu semut dia mempunyai tipe mulut yang penjilat dan
mempunyai 3 pasang kaki.
Ciri-ciri
khusus dari insecta ialah :
1.
Tubuh terdiri dari caput, thorax dan abdomen. Pada
caput terdapat antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri
atas 3 pasang kaki yang beruas-ruas, dan dua atau sepasang sayap, abdomen
terdiri atas kurang lebih sebelas buku dengan beberapa bagian terminal,
misalnya genital.
2.
Alat pencernaan terdiri atas : bagian muka, bagian
tengah dan bagian belakang, mulut mempunyai kelenjar ludah.
3.
Jantung berbentuk gilik dan mempunyai anterior aorta,
tapi tidak memiliki pembuluh darah kapiler dan vena ; coelom teredusir menjadi
haemocoel.
4.
Respirasinya dengan sistem trachea yang berupa saluran
yang berdinding gelang kutikula dan bercabang-cabang sehingga sampai pada semua
bagian tubuh sebelah dalam.
5.
Alat ekskresi terdiri dari dua atau lebih badan yang
terbentuk tabung yang disebut badan malphigi. Bagian anterior badan ini
menempel pada bagian belakang alat pencernaan makanan.
6.
Sistem syarafnya tangga tali yang terdiri atas
ganglion-ganglion pada tiap-tiap ruas.
7.
Seks terpisah yakni ada individu jantan dan betina.
Pembuahan terjadi didalam tubuh; ova banyak mengandung yolk dan pada fase
terakhir akan terbungkus oleh cangkok.
Berikut sebagian hewan yang termasuk ke dalam kelas insecta
1.
Kupu-kupu ( Appias libythea olferna )
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Classis :
Insecta
Ordo : Lepidoptera
Familia :
Pieridae
Genus : Appias
Species :
Appias
libythea olferna
Sumber : (Swinhoe, 1890)
Kupu-kupu ini
termasuk kedalam Sub ordo Rhopalocera dan famili Pieridae karena mulut mempunyai proboscis siphon, antena
membesar pada ujung. Tidak mempunyai ocelli. Pembuluh darah tidak sama antara
sayap muka dengan sayap belakang. Pada waktu istirahat sayap tertutup vertikal
di atas tubuh; Diurnal (mencari makan pada siang hari), kupu-kupu pada jenis
ini mempunyai ukuran tubuh antara 125 mm. Kupu-kupu ini juga mempunyai warna
yang menyolok. Juga mempunyai ekor yang terjulur ke belakang yang terletak di
antara sayap. Kupu-kupu mempunyai sayap yang besar bersisik dan membentuk pola
warna. Terdapat antena yang panjang pada bagian kepala, bervariasi, seperti
pemukul, berbulu dan sebagainya. Antena tergulung rapi di bawah kepala. Alat
mulut untuk mengisap, biasanya tidak ada mandibula. Maksila bersatu membentuk
proboscis. Kaki sama, biasanya tarsi beruas lima. Metamorfosis kupu-kupu adalah
metamorfosis sempurna, larvanya berupa ulat dengan alat mulut untuk menggigit,
dengan 2 kelenjar sutera untuk membuat kokon.
Kupu-kupu serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis,
sisik dan pteron, sayap). Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal).
Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya biasanya
memiliki warna yang indah cemerlang . Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap
madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa
jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan
membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup
terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi
umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu
tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai hewan penyerbuk, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi
buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat
bermanfaat.
2.
Semut Merah ( Oecophylla sp. )
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis :
Insecta
Ordo : Hymenoptera
Familia : Formicidae
Genus : Oecophylla
Species : Oecophylla sp
Sumber : (Maskoeri,
1987)
Semut ini
termasuk ke dalam genus Oecophylla karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
memiliki warna merah kehitaman (Orange dengan abdomen bergaris kehitaman) dan
memiliki ukuran tubuh panjang 1-2 cm yang dilengkapi dengan protonom yang
melebar. Tubuh dari jenis ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu kepala, thorax dan
abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki
tipe mulut penghisap dan penggigit.
Pada bagian
kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut
berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Metamorfosis pada jenis
ini adalah metamorfosis yang sempurna.. Makanan dari jenis ini sebagian besar
adalah berasal dari insecta kecil lainnya, dan juga nektar. Biasanya orang Indonesia menyebut semut
ini sebagai semut karerangga atau semut rang-rang, karena biasanya membangun
sarang di daun-daun pohon.
Semut adalah serangga eusosial yang berasal
dari keluarga Formisidae, dan
semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut
terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar
di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang
teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut
dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat
menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut
kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian,
yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup
jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke
tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian
rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen
dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang
kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya,
memiliki eksoskeleton atau
kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya
otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan
di bagian dada bernama spirakel untuk
sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki
sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran
berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut
"aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem
saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di
sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan
dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ
sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang
terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk
mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian
puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. [8] Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan
yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies
semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada
kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga
digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat
peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian
depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang
digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan
untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum
dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang
kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya
memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina
calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan
sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit
tidak memiliki sayap.
Di bagian metasoma (perut) semut terdapat
banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies
semut juga memiliki sengat yang terhubung
dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti [[Formica yessensis]]
memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk
pertahanan.
3.
Semut Hitam ( Camponotus carnelinus )
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Classis :
Insecta
Ordo : Hymenoptera
Familia :
Formicidae
Genus : Camponotus
Species :
Camponotus carnelius
Sumber : (Hegner, 1968)
Semut ini termasuk kedalam genus Camponotus karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : memiliki warna hitam dan coklat memiliki
ukuran tubuh panjang 0,2 - 0,3 cm, tubuh berwarna hitam pekat, bentuk abdomen
lonjong dan bulat tumpul, memiliki bentuk mulut yang bulat serta memiliki tipe
mulut penghisap.
Tubuh dari
jenis ini terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada
bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut.
Mulut berfungsi dari jenis ini berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan
menjilat. Makanan dari jenis
ini sisa-sisa zat yang telah mati dan dengan menghisap sar-sari madu dari
tanaman.
4.
Belalang ( Disostoria carolina )
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Insecta
Ordo :
Orthoptera
Family :
Locuctidae
Genus :
Disosteria
Species : Disosteria carolina
Sumber : (Maskoeri, 1987)
Disosteria carolina
tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian Cephal, Toraks dan Abdomen.
Cephalnya tersusun atas enam buku yang menjadi satu, thoraks dari belalang ini
tersusun atas tiga buku dengan kaki dan sayap.
Sedangkan untuk abdomennya panjang tersusun atas beberapa buku. Hewan
ini tubuhnya terbungkus oleh
ekso-skeleton yang melindungi organ lunak di sebelah dalam. Pada bagian cephal
atau kepala belalang terdapat antena yang tersusun atas buku-buku dan
mengandung bulu-bulu sensoris, mata faset (tersusun atas ommatidia) yang
terletak di sebelah lateral dan juga terdapat tiga mata sederhana yang di sebut
ocelli. Bagian kepalanya tersusun dari kapsul, yang bagian dorsal di sebut
vertex, bagian lateral genae, dan anterior frons.
Type mulut dari spesies ini yaitu type mandibularis/penggigit yang terdiri
dari : (a) Bibir atas/labrum; (b) Lidah; (c) Mandibula; (d) Maxillae; (e) Bibir
bawah/labium. Pada bagian thoraks terdiri atas tiga bagian utama, bagian
anterior yang besar yang di sebut prothoraks, bagian tengah yang disebut
mesothoraks, dan bagian belakang yang disebut metathoraks. Pada tiap-tiap
bukunya terdpat sepasang kaki yang kuat dan pada mesothoraks terdapat sayap.
Bagian abdomennya terdiri dari 11 buku, dan buku bagian belakangnya mengalami
modifikasi sehubungan dengan keperluan untuk mengadakan kopulasi dan pelekatan
telur.
5.
Capung ( Libellula sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Blattidae
Genus : Libellula
Species : Libellula
sp
Sumber : (Maskoeri, 1987)
Tubuh pada Libellula
sp berbentuk memanjang. Pada bagian kepala dapat digerakkan dengan bebas
dan pada bagian kepala terdapat sepasang mata besar yang terdiri dari 30.000
ommatidia. Pada bagian toraks terdapat dua pasang sayap membran yang memanjang
tidak berlipat dan pada bagian sayap ini banyak mengandung vena melintang yang
kompleks. Pada sayap belakang besar sebelah belakang (dasar).
Kaki pada
spesies ini ada 3 pasang, bentuk kakinya kecil dan tarsi beruas tiga tak ada
tersi. Kaki ini dipergunakan untuk menangkap insecta lainnya hanya pada waktu
terbang tidak untuk berjalan. Alat mulut pada capung ini bertipe menggigit.
Metamorfosis
dari capung lurik ini tidak sempurna, nimfa akuatis, pada capung lurik yang
dewasa dapat terbang dengan kuat. Tubuhnya memiliki warna yang jelas.
Perkembangbiakan dapat terjadi di udara, sedangkan telurnya di tanah atau di
air atau dapat juga di tanam di dalam air. Larvanya biasa hidup dalam air.
0 komentar:
Posting Komentar