A.
PENGERTIAN
MINOR PHYLUM
Minorphyla itu
kumpulan filum-filum hewan invetebrata yang tidak dapat dimasukkan ke filum yg
sudah ada misalnya filum protozoa. karena ciri-ciri dari minorphyla tidak ada yang
mirip dengan filum-filum hewan yang sudah ada tersebut. makanya disebutnya
minor phyla atau filum kecil-kecil yang terdiri dari hewan invertebrata.
Minorphyla adalah
kumpulan hewan ivertebrata yang di grupkan menjadi satu karena mereka terlalu
kecil sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Hewan-hewan tersebut
jarang terlihat karena biasanya hidup di air atau sebagai parasit, yang
tersembunyi dari hewan dan tumbuhan. Meskipun demikian
hewan ini sama-sama banya dan penting, sebagai anggota rantai makanan atau
sebagai parasit dari ekologi. Sebagian contoh dari anggota minor phyla
diantaranya: Ctenophora, Mesozoa, Achantochepala, Bryozoa, Brachiopoda,
Hemichordata.
B.
HEWAN-HEWAN
YANG TERMASUK MINOR PHYLUM DAN ALASAN MASUK KE DALAM KELOMPOK MINOR PHYLUM
SERTA PERANANNYA
1. CTENOPHORA
Ctenophora
adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini menyerupai
hewan ubur-ubur walaupun secara klasifikasi berbeda filum. Awalnya,
Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan
tetapi setelah disadari adanya perbedaan menyebabkan spesies Ctenophora
ditempatkan pada filum yang terpisah. Saat ini terdapat kurang lebih 150
spesies.
Klasifikasi Ctenophora
Semua
hewan yang tergolong Ctenophora hidup di laut. Ctenophora terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas Nuda dan kelas Tentaculata. Kelas Nuda dekelompokkan menjadi
1 ordo yaitu Berioda. Kelas Tentaculata dikelompokkan mejadi 4 ordo yaitu
Cestida, Cydippida, Lobata, dan Platyctenida.
Salah
satu ciri khas yang membedakan Tentaculata dan Nuda adalah tentakelnya. Tentaculata
mempunyai tentakel yang dilengkapi sel colloblasts untuk menagkap
mangsanya. Sementara kelas Nuda tidak mempunyai tentakel. Kelas Nuda menangkap
mangsanya dengan membuka rongga mulutnya dengan lebar.
Morfologi
Ctenophora
Ctenophora
memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris radial. Salah
satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya
sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris sisir yang
disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh karena itu,
hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya
terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir. Ctenophora
memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk mengeluarkan
air dan kotoran di ujung yang lain.
Ctenophora
adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai dua lapisan badan yang terdiri
dari dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun kulit terluarnya (ektoderm)
dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding tubuh Ctenophora dapat
dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
Reproduksi
Ctenophora
Hampir
semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin
ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada
beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara
fragmentasi.
Alat
reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan
melalui pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Cnetophoa
melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Cnetophora, meskipun ada
beberapa spesies yang melakukannya secara internal.
Peranan Ctenophora
Peranan Ctenophora
Ctenophora
mempunyai peranan diantaranya adalah ikut menjaga keseimbangan ekosistem
di laut. Hal karena Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton
tumbuhan). Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi hewan
laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanandanau.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanandanau.
2. MESOZOA
Ada dua subclass dari Mesozoa: Dicyemida dan Orthonectida.
Tubuh, yang mencapai panjang 5 mm, entah sel berbentuk ulat aksial (di
Dicyemida) atau agregat sel epitel ditutupi dengan silia (di Orthonectida).
Mesozoa adalah endoparasit dari invertebrata laut. Orthonectida tinggal di
parenkim dari turbellarians dan nemertines dan dalam rongga tubuh dan organ
reproduksi annelida, ophiuroids, dan lamellibranchs; Dicyemida, di ginjal dari
cumi.
Siklus
hidup Mesozoa kompleks, Daur hidup Mesozoa dari filum Orthonectida
melalui stadium plasmodia (bentuk amoeba), sedangkan Mesozoa dari filum
Rhombozoa melalui stadium nematogen (bentuk cacing). Hewan Orthonectida
melakukan reproduksi secara diesis, sedangkan hewan Rhombozoa adalah
hermafrodit simultan.
Orthonectida
paling sering dioecious, dengan pergantian reproduksi aseksual dan seksual .Dicyemida
generasi alternatif partenogenesis (nematogens) dengan generasi hermaprodit
(infusorigen) di ginjal dari cumi. Infusoriforms (tahap distribusi) berkembang
dari zigot dan muncul ke dalam air. Ada 14 spesies Orthonectida, milik tiga
genera (dari dua keluarga).
3. ACANTHOCEPHALA
Diskripsi Umum
Acanthocephala berasal dari bahasa
yunan Acanthos “duri” dan Kephale “kepala” merupakan invertebrate sepanjang
hidupnya sebagai parasit. Acanthocephala disebut juga sebagai cacing
kepala duri, bagian kepala cacing tersebut disebut probiscus, kemudian bagian
leher dan tubuh.
Ciri-ciri umum
A.
Bentuk tubuh Acanthocephala ini adalah
silindris memanjang ukuran kurang lebih 1-2 cm, kecuali jenis Gigantorhynhus
figas 10-65 cm. Jumlah spesies 1.150 telah diuraikan. Jenis host (inang)
Acanthocephala sebagai medium di antaranya adalah invertebrate, vertebrata,
burung dan mamalia.
B. Duri yang terdapat pada proboscis
merupakan senjata yang terbentuk seperti mata kail berfungsi sebagai pengait
dan menempelkan dirinya pada bagian usus host atau inangnya. Parasit ini mampu
hidup dalam jaringan fisiologi hostnya serta mempunyai kemampuan hidup tanpa
oksigen atau anaerob.
Acanthocephala
merupakan salah satu filum parasit yaitu dengan ciri - ciri bentuk tubuh luar
disebut proboscis, leher dan trunk. Filum cacing ini disebut juga cacing kepala
berduri karena ada kaitnyamirip duri pada proboscis. Acanthocephala merupakan
cacing yang berbentuk silinder, agak pipih, dan mempunyai proboscis yang dapat
dimasukkan dan dikeluarkan dari tubuhnya yang beradadi ujung anterior tubuh.
Untuk mengidentifikasi spesies dari Acanthocephala dalah jumlah dan susunan
kait pada proboscis. Proboscis berbentuk bulat atau silindris dan dilengkapi
baris-baris kaitatau spina yang membengkakyang berguna untuk melekatkan tubuh
cacing tersebut pada usus inangnya.
Sistem Syaraf pada Acanthocephala yaitu:
1.Terdapat ganglion dibalik belalai atau septum.
2.Terdapat dua pasang posterior penghubung tubuh.
3.Ada otot syaraf yang kompleks disebut retina kulim.
4. Terdapat genital ganglion yang tersebar pada jaringan otan pejantan.
1.Terdapat ganglion dibalik belalai atau septum.
2.Terdapat dua pasang posterior penghubung tubuh.
3.Ada otot syaraf yang kompleks disebut retina kulim.
4. Terdapat genital ganglion yang tersebar pada jaringan otan pejantan.
Acanthocephala merupakan salah satu kelompok
aschelmithes yang semua anggotanya hidup sebagai endoparasit yang memerlukan
dua hospes dalam daur hidupnya. Stadium dewasa muda hidup sebagai parasit pada
crustacean, insecta, sedangkan stadium dewasanya hidup di dalam saluran
pencernaan vertebrata. Pada yang dewasa
tubuhnya dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: proboscis, leher, dan badan.
Tubuh umumnya berukuran kecil yaitu hanya mencapai beberapa cm. individunya
bersifat diesis, organ kelamin jantan dan betina terpisah.
Reproduksinya secara seksual dan
fertilisasinya internal.pada umumnya Acanthocephala itu tidak mempunyai system
ekskretori yang khusus, dinding tubuhnya tidak dilapisi oleh kutikula, dan
mempunyai otot sirkular dan longitudinal, system sirkulasinya dengan system
saluran lacuna.
Seksualitas Acanthocephala
Struktur alat reproduksi pada Acanthocephala bagian belakang belalai ke arah
belakang tubuh (ekor) yang disebut ligamen. Pada jantan, terdapat dua testis
yang berada pada bagian sisi. Pada saat vas terbuka akan menghasilkan tiga
diverticula atau seminales vesiculae. Pada jantan juga memiliki tiga pasang
kelenjar semen berapa dibagian belakang alat kelamin (testis), yang mensekresi
kesaluran deferentia vasa. Kemuadian menjulur keluar pada saat posterior
terbuka. Sedangkan pada betina terdapat sel telur, seperti pada
alat reprodukisi pada jantan berbentuk bulat memanjang sepanjang ligamen.
Sejumlah ovarium masuk melalui saluran rongga ke tubuh dan kemudian mengapunga
besama fluida. Kemudian, telur dibuahi sehingga terbentuknya embrio muda di
dalam rahim. Pada saluran ke rahim terdapat dua lubang kecil yang terletak pada
bagian punggung, sehingga embrio yang lebih matang akan melewati kedua lubang
ini ke rahim, kemudian telur keluar melalui saluran tubuh. Embrio yang lolos
pada induknya akan keluar bersama dengan kotoran melalui saluran pencernaan
inangnya.
Acanthocephala memiliki siklus hidup yang kompleks,
melibatkan beberapa host pada tahap perkembangannya. Hospes awal pertamma
adalah moluska. Dalam hospes perantara Acanthocephala bergerak masuk melalui
rongga tubuh ke dalam usus. Kemudian pada tahap ini akan melakukan transformasi
infektif. Parasit kemudian dilepaskan pada tahap dewasa oleh hospes pertama
kali dilepaskan parasit ini akan membentuk dirinya seperti bulatan sehingga
host berikutnya menelannya sebgai makanan hingga ke usus, dalam parasit ini
akan berkembang hinga dewasa. Duri yang terdapat pada proboscis akan berkembang
hingga menancap dinding usus host lebih lama semakin kuat. Pada tahap ini semua
organ siap untuk bereproduksi sebab kecepatan tumbuhan dan berkembang lebih
matang, kemudian tumbuh dan berkembang pula organ seksnya. Cacing jantan akan
berhubungan seks menggunakan ekskresi kelenjar kealat kelamin betina, kemudian
perkembangan embrio pada seekor betina dan terjadilah siklus kehidupan baru.
Habitat Acanthocephala menurut para
pakar parasit menjelaskan dimana terdapat dua lingkungan hidup bagi parasit
diantaranya adalah lingkungan makro yaitu lingkungan dimana parasit hidup dalam
fisiologi hewan inangnya. Lingkungan eksternal yaitu dimana parasit hidup dan
berkembang di alam bebas. Secara umum distribusi Acanthocephala secara
geografis melalui inang mereka, sehingga dapat kita prediksi penyebaran dan
distribusi secara merata atau tidak tergantung pada penyebaran hostnya.
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Subkingdom :Eumetazoa
Unraked :Bilateria
Superphylum :Platyzoa
Classes :Archiacanthocephala
Eouacanthocephala
: Palaecanthocephala
Kingdom :Animalia
Subkingdom :Eumetazoa
Unraked :Bilateria
Superphylum :Platyzoa
Classes :Archiacanthocephala
Eouacanthocephala
: Palaecanthocephala
Contoh dari Acanthocephala antara
lain :
1. Acanthocephalus jacksoni
2. Macracanthorynchus hirudinceus
3. Prosthorynchus formosus
4.
Neoechihorynchus
Klasifikasi
Macracanthorhynchus hirudinceus
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Acanthocepala
Classes : Archiacanthocephala
Ordo : Oliganthorhynchida
Family : Oliganthorhynchidae
Species : Macracanthorhynchus hirudinceus
Klasifikasi
Acanthocephalus jacksoni
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Acanthocepala
Classes : Archiacanthocephala
Ordo : Oliganthorhynchida
Family : Oliganthorhynchidae
Species Acanthocephalus jacksoni
Klasifikasi
Prosthorynchus formosus
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Acanthocepala
Classes : Archiacanthocephala
Ordo : Oliganthorhynchida
Family : Oliganthorhynchidae
Species : Prosthorynchus formosus
Klasifikasi
Neoechihorynchus
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Acanthocepala
Classes : Archiacanthocephala
Ordo : Oliganthorhynchida
Family : Oliganthorhynchidae
Species : Neoechihorynchus
4. BRYOZOA
maaf kak, tapi boleh saya tau sumber pustakanya? sebelumnya terima kasih atas tulisannya sangat membantu
BalasHapus